Sisi Lain Kebaikan KAR Bosscha: Ilmuwan yang Menyemai Kemanusiaan
Di balik kiprahnya di dunia astronomi, KAR Bosscha meninggalkan jejak kemanusiaan yang jarang disorot publik.
Nama Karel Albert Rudolf Bosscha atau KAR Bosscha dikenal luas sebagai tokoh penting di balik berdirinya Observatorium Bosscha di Lembang. Namun, kisah tentang dirinya tak hanya terbatas pada dunia bintang dan teleskop. Ada sisi lain dari sang pelopor ilmu pengetahuan ini: sosok yang penuh empati dan kepedulian terhadap sesama.
Sebagai pengelola perkebunan teh Malabar di era Hindia Belanda, Bosscha punya kuasa dan kekayaan. Tapi alih-alih hidup dengan kemewahan, ia justru memilih jalan sebaliknya. Bosscha menggunakan sebagian besar hartanya untuk membangun fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan perumahan bagi masyarakat sekitar. Semua dibangun bukan demi popularitas, melainkan karena keyakinannya akan nilai kemanusiaan.
Ia percaya bahwa pendidikan adalah pintu pembebas bagi generasi masa depan. Karena itu, ia memberikan beasiswa kepada anak-anak pribumi yang cerdas namun kurang mampu, mendukung pembangunan sekolah teknik, bahkan menyokong pendidikan tokoh-tokoh penting di masa depan.
Di perkebunan yang dikelolanya, ia dikenal memperlakukan pekerja dengan layak dan manusiawi. Rumah-rumah untuk buruh dibangun dengan sanitasi yang baik, pelayanan kesehatan disediakan secara cuma-cuma, dan hak-hak pekerja dihormati dalam sistem kerja yang progresif pada masanya.
Namun yang paling mengesankan, semua kebaikan itu dilakukan tanpa pamrih. Ia kerap menolak namanya dicantumkan dalam prasasti-prasasti bangunan atau disebut dalam peresmian program sosialnya. Baginya, kebaikan tak perlu dipamerkan, cukup ditanam dan dibiarkan tumbuh dalam kehidupan orang-orang yang terbantu.
Kini, nama Bosscha memang abadi dalam dunia astronomi Indonesia. Namun nilai-nilai kemanusiaan yang ditinggalkannya jauh lebih dari sekadar teleskop—ia meninggalkan warisan berupa semangat empati, pendidikan, dan keadilan sosial. (Kang U Kong)
Komentar
Posting Komentar