Oleh : Ukon Jamiat  ( Pemimpin Redaksi Majalah Pendidikan Motekar ) Dalam ruang-ruang kelas, kita sering diajarkan pentingnya bersikap baik, bekerja sama, dan menghindari konflik. Namun, dunia nyata tidak selalu sesederhana itu. Ada saat-saat ketika bersikap baik saja tidak cukup—terutama ketika yang kita hadapi adalah ketidakadilan, ketimpangan, atau kepalsuan yang dibungkus rapi oleh kebiasaan. Tidak semua bentuk perlawanan lahir dari kebencian. Kadang, seseorang berdiri tegak bukan untuk menyerang, melainkan untuk mempertahankan sesuatu yang diyakini benar. Dalam konteks pendidikan, ini adalah pelajaran penting: bahwa berpikir kritis dan berani menyuarakan nilai adalah bagian dari proses pembelajaran yang sejati. Memilih untuk membela prinsip—kejujuran, keadilan, integritas—sering kali menimbulkan gesekan. Mungkin bukan karena niat buruk, tetapi karena keberanian itu mengusik kenyamanan banyak pihak. Di lingkungan pendidikan pun, kita bisa melihat ini: siswa yang mempertanyakan...

Cileunyi, MPM  – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dan sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi, SMPN 3 Cileunyi mengadakan serangkaian kegiatan bertema kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membentuk karakter peserta didik yang peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Melalui program yang digagas oleh Tim Adiwiyata SMPN 3 Cileunyi , kegiatan dibagi menjadi dua bagian utama, yakni: GETS (Gemilap Ecobrick Tricil Selamatkan Bumi) Peserta didik mengikuti kegiatan pembuatan ecobrick dari sampah plastik yang telah dipilah. Hasil karya tersebut dipamerkan dalam pameran kerajinan yang menampilkan berbagai kreativitas berbasis daur ulang. Apel Malang (Aksi Peduli Lingkungan Manglayang) Kegiatan bersih-bersih lingkungan dilakukan di area wisata Batu Kuda Manglayang, sebagai bentuk aksi nyata menjaga alam dan mengurangi pencemaran sam...