Editorial : Ketika Prinsip Menjadi Pelajaran Terbaik
Oleh : Ukon Jamiat
( Pemimpin Redaksi Majalah Pendidikan Motekar )
Dalam ruang-ruang kelas, kita sering diajarkan pentingnya bersikap baik, bekerja sama, dan menghindari konflik. Namun, dunia nyata tidak selalu sesederhana itu. Ada saat-saat ketika bersikap baik saja tidak cukup—terutama ketika yang kita hadapi adalah ketidakadilan, ketimpangan, atau kepalsuan yang dibungkus rapi oleh kebiasaan.
Tidak semua bentuk perlawanan lahir dari kebencian. Kadang, seseorang berdiri tegak bukan untuk menyerang, melainkan untuk mempertahankan sesuatu yang diyakini benar. Dalam konteks pendidikan, ini adalah pelajaran penting: bahwa berpikir kritis dan berani menyuarakan nilai adalah bagian dari proses pembelajaran yang sejati.
Memilih untuk membela prinsip—kejujuran, keadilan, integritas—sering kali menimbulkan gesekan. Mungkin bukan karena niat buruk, tetapi karena keberanian itu mengusik kenyamanan banyak pihak. Di lingkungan pendidikan pun, kita bisa melihat ini: siswa yang mempertanyakan sistem yang tidak adil, guru yang menolak praktik manipulatif, atau pemimpin yang mencoba mengubah pola pikir konservatif.
Hidup yang aman dan netral memang terasa nyaman, tapi perubahan tidak lahir dari kenyamanan. Perubahan lahir dari keberanian untuk berbeda, dari suara yang tetap berbicara ketika mayoritas memilih diam. Dan dalam pendidikan, justru gesekan seperti itulah yang memperkaya pembelajaran—mendorong murid dan pendidik untuk berpikir lebih dalam, melihat dari perspektif yang lebih luas.
Memiliki pihak yang tidak setuju atau bahkan menentang kita bukanlah kegagalan. Itu adalah tanda bahwa kita pernah benar-benar memperjuangkan sesuatu. Bahwa kita tidak hanya mengulang pelajaran, tetapi menjalani nilai-nilai itu dalam kenyataan.
Pendidikan sejati tidak hanya mengisi kepala, tapi juga membentuk keberanian hati. Karena kadang, pelajaran terpenting bukan tentang menemukan jawaban yang benar, melainkan tentang berani mempertahankan kebenaran—meski tidak semua orang siap menerimanya.

Komentar
Posting Komentar