Berhenti Mengeluh, Mulai Memahami: Hadiah Terbesar Guru untuk Diri Sendiri di Hari Guru Nasional 2025





Oleh : Ukon Jamiat 
Pemimpin Redaksi Majalah Pendidikan Motekar

Hari Guru Nasional 2025 bukan hanya perayaan rutin, tetapi saat terbaik bagi pendidik untuk berhenti sejenak, melihat ke belakang, dan bertanya: Apakah selama ini saya lebih sering mengeluh atau memahami?

Mengeluh memang terasa wajar. Tugas guru semakin kompleks, perubahan kurikulum datang silih berganti, administrasi terus bertambah, dan karakter siswa semakin beragam. Namun, terlalu sering mengeluh ternyata tidak membawa kita ke mana-mana.

Sebuah penelitian dari University of California, Riverside (UCR) menunjukkan bahwa paparan emosi negatif berulang—termasuk kebiasaan mengeluh—dapat menurunkan kemampuan otak dalam mengatur stres, mengurangi kreativitas, dan menghambat kejernihan berpikir. Dalam konteks guru, ini berarti keluhan yang terus dipelihara dapat menurunkan kemampuan kita dalam mengambil keputusan dan merespons situasi kelas dengan bijak.

Karena itu, di Hari Guru Nasional 2025 ini, hadiah terbaik untuk diri sendiri adalah: mengurangi keluhan, memperbanyak pemahaman.

1. Keluhan adalah sinyal, bukan identitas guru

Banyak guru mengeluh bukan karena mereka lemah, tetapi karena ada makna yang hilang dari rutinitas yang begitu padat. Kalimat “Saya lelah” sering kali bukan soal fisiknya, tetapi tentang kejenuhan yang belum dimengerti.

Ketika guru menemukan kembali makna mengapa ia mengajar—entah karena murid yang berkembang, hasil karya yang diapresiasi, atau rasa cinta pada profesinya—keluhan akan berubah menjadi kesadaran baru.

2. Dunia pendidikan tidak sempurna—dan memang tidak harus

Perubahan kebijakan, tantangan kelas, orang tua murid yang beragam karakter, hingga dinamika sekolah yang naik-turun adalah bagian dari dunia pendidikan.

Guru yang terus berharap dunia ideal akan mudah frustrasi. Tetapi guru yang memahami realitas akan lebih tenang dalam bekerja.

Hari Guru Nasional adalah saat tepat untuk berkata:

“Saya berhadapan dengan ketidaksempurnaan setiap hari, dan di situlah profesi ini menjadi mulia.”

3. Berfokuslah pada yang bisa dikendalikan

Penelitian psikologi positif dari Journal of Personality and Social Psychology menyatakan bahwa individu yang fokus pada hal yang berada dalam kendali diri akan memiliki tingkat ketahanan mental yang lebih tinggi.

Bagi guru, hal yang bisa dikendalikan adalah:

- cara merespons murid,

- cara memaknai tugas,

- cara mengelola waktu,

- cara menghadapi tekanan.

Mengalihkan fokus dari keluhan menuju tindakan adalah ciri guru yang matang.

4. Setiap tantangan adalah ruang belajar bagi guru

Guru adalah pembelajar seumur hidup.

Murid sulit diatur? Itu bukan hukuman—itu panggilan profesional untuk berinovasi.

Kelas gaduh? Itu undangan untuk memperbaiki manajemen kelas.

Program gagal? Itu latihan untuk berpikir ulang strategi.

Kesulitan mengasah guru, bukan melemahkan.

5. Pemahaman memperluas hati dan pikiran

Pemahaman membawa kita ke level emosional yang lebih dalam:

Memahami murid = meningkatkan empati

Memahami rekan = memperkuat kerja sama

Memahami diri = meningkatkan kebahagiaan

Memahami sistem = meningkatkan ketahanan

Guru yang memahami lebih sedikit mengeluh, dan guru yang memahami lebih banyak memberi dampak.

6. Ubah dialog batin menjadi lebih konstruktif

Daripada berkata:

“Kenapa murid saya begini terus?”

Cobalah berkata:

“Saya cari cara baru agar mereka lebih engage.”

Daripada berpikir:

“Tugas guru tidak ada habisnya.”

Ubah menjadi:

“Saya prioritaskan tugas sesuai kemampuan saya hari ini.”

Dialog batin yang baik adalah fondasi guru yang kuat.

7. Syukur yang rasional sebagai sumber energi guru

Syukur yang sehat bukanlah romantisme, tetapi kesadaran realistis bahwa masih banyak hal baik dalam perjalanan mengajar:

- Ada anak yang berkembang meski perlahan

- Ada rekan kerja yang saling menguatkan

- Ada kelas yang sesekali membuat kita tertawa

- Ada kesempatan menjadi bagian dari masa depan bangsa

Syukur menguatkan hati, memahami menajamkan pikiran.

Penutup — Pesan Hari Guru Nasional 2025

Mengeluh tidak membuat tugas guru lebih ringan, tetapi memahami membuat perjalanan ini lebih bermakna. Guru yang memahami lebih dalam akan mengajar lebih bijak, lebih sabar, dan lebih bahagia.


Selamat Hari Guru Nasional 2025.

Semoga setiap guru menemukan makna baru di balik setiap langkahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Edufair SMPN 3 Cileunyi: Bantu Siswa Kelas 9 Tentukan Pilihan Masa Depan

Penutupan P5 di SMP Negeri 3 Cileunyi: Siswa Unjuk Karya dalam Kegiatan Kewirausahaan "My Handmade, My Money"

SMPN 3 Cileunyi Gelar Kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025 : Wujud Nyata Kepedulian terhadap Lingkungan